EMI RUSDIANI

Selasa, 31 Desember 2013

makalah FILSAFAT tentang aliran perenialisme dan rekonstruksionisme


BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Filsafat sebagai hasil pemikiran dalam ahli filsafat atau para filosof sepanjang kurun waktu dengan obyek permasalahan hidup di dunia, telah melahirkan berbagai macam pandangan. Pandangan-pandangan para filosof itu, aada kalanya satu dengan yang lain hanya bersifat saling kuat menguatkan, tetapi tidak jarang pula yang berbeda atau berlawanan. Hal ini antara lain disebabkan terutama oleh pendekatan yang dipakai oleh mereka berbeda, walaupun untuk obyek permasalahan-permasalahan yang sama. Karena perbedaan dalam sistem pendekatan itu, maka kesimpulan-kesimpulan yang dihasilkan menjadi berbeda pula, bahkan tidak sedikit yang saling berlawan. Selain itu faktor zaman dan pandangan hidup yang melatar belakangi mereka, serta tempat dimana mereka bermukim juga ikut mewarnai pemikiran mereka.

2.      Rumusan Masalah
1.      Jelaskan Tentang Aliran Perennialisme
2.      Jelaskan Tentang Aliran Rekonstruksionisme

3.      Tujuan
1.      Untuk memahami Aliran Perennialisme
2.      Untuk memahami Aliran Rekonstruksionisme




BAB II
PEMBAHASAN
Filsafat sebagai hasil pemikiran para ahli filsafat telah melahirkan berbagai macam pandangan/ide yang salah satunya ialah lahirnya pandangan tentang filsafat pendidikan. Begitu pula halnya dengan filsafat pendidikan bahwa dalam sejarahnya telah melahirkan berbagai pandangan atau aliran.
Karena kesimpulan filsafat tidak pernah berhenti, maka setiap keputusan atau kesimpulan yang diperoleh tidak pernah merupakan kesimpulan final. Sebab itu, dunia percaturan filsafat (termasuk filsafat pendidikan) seringkali hanya berkisar pada permasalahan-permasalahan yang sama, baik sebagai suatu bentuk persetujuan ataupun penolakan terhadap kesimpulan yang ada.

A.    Aliran perennialisme
Perennialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh.Perenialisme berasal dari kata perennial yang berarti abadi, kekal, atau selalu.Perennialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif.Perenialisme menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Perenialisme memendang bahwa situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan,ketidakpastian,dan ketidak teraturan,terutama dalam kehidupan moral,intelektual dan sosio-kultural (Uyoh Sadulloh,2012:151)
Perennialisme bukan merupakan suatu aliran baru dalam filsafat,dalam arti,perenialisme bukanlah merupakan suatu bangunan pengetahuan yang menyusun filsafat baru,yang berbeda dengan filsafat yang telah ada. Teori atau konsep pendidikan perenialisme dilatarbelakangi oleh filsafat-filsafat plato sebagai bapak idealime klasik,filsafat Aristoteles sebagai bapak realisme klasik dan filsafat Thomas Aquinas yang coba memadukan antara filsafat Aristoteles dengan ajaran filsafat yang tumbuh pada abad pertengahan (Uyoh Saduloh,2012:152)

Perennialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan sekarang .Perennialisme memberikan sumbangan yang berpengaruh baik teori maupun praktik bagi kebudayaan dan pendidikan zaman sekarang(Jalaludin,2011:106-107)

1.      Tokoh-tokoh Aliran Perenialisme
Tokoh-tokoh aliran perenialisme ini antara lain adalah Plato, Aristoteles dan St. Thomas Aquinas.
Plato(427-347 SM), berpandangan bahwa realitas yang hakiki itu tetap tidak berubah. Realitas atau kenyataan-kenyataan itu telah ada pada diri manusia sejak dari asalnya, yang berasal dari realitas yang hakiki. Menurut Plato,”dunia idea”, bersumber dari ide mutlak yaitu Tuhan. Kebenaran, pengetahuan, dan nilai sudah ada sebelum manusia lahir yang semuanya bersumber dari ide yang mutlak tadi. Manusia tidak mengusahakan dalam arti menciptakan kebenaran, pengetahuan, dan nilai moral,melainkan bagaimana manusia menemukan semuanya itu.(Uyoh Saduloh,2012:152)
Menurut Plato, manusia secara kodrati memiliki tiga potensi, yaitu nafsu, kemauan dan pikiran. Pendidikan hendaknya berorientasi pada ketiga potensi tersebut dan kepada masyarakat, agar supaya kebutuhan yang ada pada setiap lapisan masyarakat bisa terpenuhi.(http://celukz-blog.blogspot.com/2011/12/aliran-aliran-filsafat-pendidikan.html di akses pada tanggal 28 april 2013)

Aristoteles (384-322 SM), menurut aristoteles manusia adalah makhluk materi dan rohani sekaligus. Sebagai materi, ia menyadari bahwa manusia dalam hidupnya berada dalam kondisi alam materi dan sosial. Sebagai makhluk rohani manusia sadar dia akan menuju pada proses yang lebih tinggi yang menuju kepada ideal/manusia sempurna.(Uyoh Saduloh,2012:153)

St. Thomas Aquinas, mengemukakan bahwa segala sesuatu yang ada, adanya itu karena diciptakan oleh Tuhan,dan tergantung kepada-Nya. Ia mempertahankan bahwa Tuhan, bebas dalam menciptakan dunia.(Uyoh Saduloh,2012:154)
2.      Pandangan Ontologi Perenialisme
Ontologi perennialisme terdiri dari pengertian-pengertian seperti benda individual, esensi, aksiden dan subtansi. Secara ontologis,perennialisme membedakan suatu realita dalam aspek-aspek perwujudannya(Jalaludin,2011:108-109)
3.      Pandangan Epistemologi Perenialisme
Secara Epistemologi Perennialisme segala sesuatu yang dapat diketahui dan merupakan kenyataan adalah apa yang terlindung pada kepercayaan. Menurut perennialisme ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi,karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif.Jadi dengan berpikir, maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan.(Jalaludin,2011:110-113)
Menurut perenialisme filsafat yang tertinggi adalah ilmu metafisika. Sebab science sebagai ilmu pengetahuan menggunakan metode induktif yang bersifat analisa empiris kebenarannya terbatas, relatif atau kebenaran probability.(http://ipt-ekstensi.blogspot.com/2011/08/makalah-filsafat-perenialisme.html di akses pada tanggal 28 april 2013)

4.      Pandangan Aksiologi Perenialisme 
Secara Aksiologi,Perennialisme memandang masalah nilai berdasarkan asas-asas supranatural.Menurut pandangan aksiologi masalah nilai merupakan hal yang utama dalam perennialisme,karena ia berdasarkan asas-asas supranatural. (Jalaludin,2011:113-114)


5.      Pola Dasar pendidikan Perennialisme
Pola dasar pendidikan perennialisme hanya dibatasi pada prinsip-prinsip umum dari teori dan praktek pendidikan yang dilaksanakan oleh penganut perennialisme.Bahkan harus diakui bahwa prinsip-prinsip pelaksanaan pendidikan perennialisme tidak selalu secara mutlak konsisiten dengan asas-asas filosofis yang menjadi dasar pandanganya.
6.      Pandangan Perennialisme mengenai Belajar
Teori dasar dalam belajar menurut perennialisme adalah mental disiplin sebagai teori dasar penganut perennialisme sependapat bahwa latihan dan pembinaan berfikir (mental dicipline) adalah salah satu kewajiban dari belajar, atau keutamaan dalam proses belajar (yang tertinggi). Karena itu teori dan program pendidikan pada umumnya dipusatkan kepada pembinaan kemampuan.(http://ipt-ekstensi.blogspot.com/2011/08/makalah-filsafat-perenialisme.html di akses pada tanggal 28 april 2013)

7.      Pandangan Perennialisme mengenai Kurikulum
Menurut kaum Perennialis harus menekankan pertumbuhan intelektual siswa pada seni dan sains.Untuk menjadi ‘terpelajar secara kultural’ ,para siswa harus berhadapan dengan bidang-bidang ini(seni dan sains) yang merupakan karya terbaik dan paling signifikan yang diciptakan oleh manusia.(Uyoh Sadulloh,2012:155)
Dua dari pendukung filsafat perennalis adalah Robert Maynard Hutchins dan Mortimer Adler.(Uyoh Sadullh,2012:155)
Kurikulum perennialis Hutchins .(Uyoh Sadullh,2012:155) didasarkan pada tiga asumsi mengenai pendidikan :
a.         Pendidikan harus mengangkat pencarian kebenaran manusia yang berlangsung terus menerus.
b.         Karena kerja pikiran adalah bersifat intelektual dan memfokuskan pada gagasan-gagasan ,pendidikan juga harus memfokuskan pada gagasan-gagasan.
Kurikulum berpusat pada mata pelajaran dan cenderung menitikberatkan pada sastra, matematika, bahasa dan sejarah. (http://pelatihanguru.net/tag/aliran-perennialisme diakses  pada tanggal 28 april 2013)

8.      Pandangan Perennialisme Mengenai Tujuan Pendidikan
Teori atau konsep pendidikan perenialaisme dilatarbelakangi oleh filsafat-filsafat plato sebagai Bapak Idealisme Klasik, filsafat Aristoteles sebagai Bapak Realisme Klasik, dan Filsafat Thomas Aquina yang mencoba memadukan antara filsafat Aristoteles dengan dengan ajaran Gereja Katolik yang tumbuh pada zamannya.(http://ipt-ekstensi.blogspot.com/2011/08/makalah-filsafat-perenialisme.html di akses pada tanggal 28 april 2013)
Tujuan dari pendidikan , menurut pemikiran perennialis adalah memastikan bahwa para siswa memperoleh pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau gagasan-gagasan besar yang tidak berubah.Filsafat perennialis menekankan kemampuan-kemampuan berfikir rasional manusia.(Uyoh Sadulloh,2012:154-155)
Bagi Aristoteles ,tujuan pendidikan adalah “kebahagiaan”.Zuhairini Arikunto berpendapat bahwa tujuan tujuan pendidikan yang dikehendki oleh Thomas Aquinas ialah sebagai usaha mewujudkan kapasitas yang ada dalam individu agar menjadi aktualitas,aktif dan nyata.(Jalaludin,2011:115)
Karena Manusia adalah animal rasionale , maka tujuan pendidikan adalah mengembangkan akal budi supaya anak didik dapat hidup penuh kebijaksanaan demi kebaikan hidup itu sendiri.(Jalaludin.2011:115)
Tujuan Pendidian
Diharapkan anak didik mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini merupakan buah pikiran besar pada masa lampau. Berbagai buah pikiran mereka yang oleh zaman telah dicatat menonjol seperti bahasa, sastra, sejarah, filsafat, politik, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam, dan lain-lainnya, telah banyak memberikan sumbangan kepada perkembangan zaman dulu. (http://pelatihanguru.net/tag/aliran-perennialisme diakses  pada tanggal 28 april 2013)
Kesimpulanya, Tujuan pendidikan yang hendak dicapai oleh para ahli adalah untuk mewujudkan anak didik dapat hidup bahagia demi kebaikan hidupnya sendiri.(Jalaludin,2011:115)
B.     Aliran Rekonstruksionisme

1.      Latar Belakang Aliran Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme di pelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930 yang ingin membangun masyarakat baru, masyrakat yang pantas dan adil.Rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresivme, gerakan ini lahir didasari atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada pada saat sekarang ini.(http://rainbowcak.blogspot.com/2013/01/makalah-filsafat-pendidikan-aliran_804.htmldiakses pada tanggal 28 april 2013)
Selain itu, mazhab ini juga berpandangan bahwa pendidikan hendaknya memelopori melakukan pembaharuan kembali atau merekonstruksi kembali masyarakat agar menjadi lebih baik.karena itu pendidikan harus mengembangkan ideology kemasyarakatan yang demokratis.Dalam aliran rekonstruksionisme berusaha menciptakan kurikulum baru dengan memperbaharui kurikulum lama.(http://rainbowcak.blogspot.com/2013/01/makalah-filsafat-pendidikan-aliran_804.htmldiakses pada tanggal 28 april 2013)
2.      Pengertian Aliran Rekonstruksionisme
Kata rekonstruksionisme berasal dari bahasa inggris Reconstruct yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan, aliran rekonstruksionisme merupakan suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dengan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. (http://rainbowcak.blogspot.com/2013/01/makalah-filsafat-pendidikan-aliran_804.html diakses pada tanggal 28 april 2013)
Aliran       rekonstuksionisme bercita-cita uutuk mewujudkan dan melaksanakan sinthesa atau perpaduan ajaran Kristen dan demokrasi modern dengan teknologi modern dan seni modern didalam suatu kebudayaan yang dibina bersama oleh seluruh kedaulatan bangsa-bangsa sedunia.(http://rainbowcak.blogspot.com/2013/01/makalah-filsafat-pendidikan-aliran_804.htmldiakses pada tanggal 28 april 2013)
3.      Tokoh-tokoh Aliran Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930 ,ingin membangun masyarakat baru ,masyarakat yang pantas dan adil.Ide gagasan mereka secara meluas dipengaruhi oleh progresif yang dilandasi pemikiran Dewwey,meskipun mereka banyak terinspirasi pemikiran Theodore Brameld,khususnya dengan beberapa karya filsafat pendidikanya mulai dari “Pattern of EducationalPhilosophy”(1950), A Reconstructional Philosophy of Education (1956), dan Education is Power (1965).(Uyoh Sadulloh,2012:167-168)
4.      Pandangan Ontologi Rekonstruksionisme
Aliran Rekonstruksionisme memandang bahwa realita itu bersifat universal.Realita itu ada dimana-mana dan sama disetiap tempat.(Jalaludin,2011:117)
Pada Prinsipnya,aliran Rekonstruksionisme memandang alam metafisika merujuk dualisme.Aliran ini berpendirian bahwa alam nyata ini mengandung dua macam hakikat sebagai asal sumber,yakni hakikat materi dan hakikat rohani.(Jalaludin,2011:118)
5.      Pandangan Epistimologi Rekonstruksionisme
Kajian Epistimologi aliran ini lebih merujuk pada pendapat aliran pragmatisme (progressive) dan perennialisme.Menurut aliran ini , untuk memahami realita memerlukan suatu asas tahu.Maksudnya ,kita tidak mungkin memahami realita tanpa melalui proses pengalaman dan hubungan dengan realita terlebih dahulu melalui penemuan ilmu pengetahuan.(Jalaludin,2011:119)
6.      Pandangan Aksiologi Rekonstruksionisme
Dalam proses interaksi sesama manusia ,diperlukan nilai-nilai.Begitu juga dalam hubungan manusia dengan alam semesta,prosesnya tidak mungkin dilakukan dengan sikap netral.Dalam hal ini, manusia sadar ataupun tidak sadar telah melakukan proses penilaian , yang merupakan kecendrungan manusia.(Jalaludin,2011:120)
7.      Pandangan rekonstruskionisme dan penerapannya dibidang pendidikan
aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur, diperintah oleh rakyat secara demokratis dan bukan dunia yang dikuasai oleh golongan tertentu.
 Sila-sila demokrasi yang sungguh bukan hanya teori tetapi mesti menjadi kenyataan, sehingga dapat diwujudkan suatu dunia dengan potensi-potensi teknologi, mampu meningkatkan kualitas kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit, keturunan, nasionalisme, agama (kepercayaan) dan masyarakat.   (http://rainbowcak.blogspot.com/2013/01/makalah-filsafat-pendidikan-aliran_804.html diakses pada tanggal 28 april 2013)
8.      Teori Pendidikan Rekonstruksionisme
a.       Kurikulum
Kurikulum berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat masa depan.Kurikulum banyak berisi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi umat manusi, yang termasuk di dalamnya masalah-masalah pribadi para peserta didik sendiri; dan program-program perbaikan yang ditentukan secara ilmiah untuk aksi kolektif.
Struktur organisasi kurikulum terbentuk dari cabang-cabang ilmu sosial dan proses-proses penyelidikan ilmiah sebagai metode pemecahan masalah.
      Pelajar
Siswa adalah generasi muda yang sedang tumbuh menjadi manusia pembangun masyarakat masa depan, dan perlu berlatih keras untuk menjadi insinyur-insinyur sosial yang diperlukan untuk membangun masyarakat masa depan.
      Pengajar
Guru harus membuat para peserta didik menyadari masalah-masalah yang dihadapi umat manusia, mambatu mereka merasa mengenali masalah-masalah tersebut sehingga mereka merasa terikat untuk memecahkannya.
Guru harus terampil dalam membantu peserta didik menghadapi kontroversi dan perubahan. Guru harus menumbuhkan berpikir berbeda-beda sebaga suatu cara untuk menciptakan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang menjanjikan keberhasilannya(http://rainbowcak.blogspot.com/2013/01/makalah-filsafat-pendidikan-aliran_804.htmldiakses pada tanggal 28 april 2013)
.                                     
b.      Tujuan Pendidikan
a.       Sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan   perubahan sosial,     ekonomi dan politik dalam masyarakat.
b.      Tugas sekolah-sekolah rekonstruksionis adalah mengembangkan ”insinyur-insinyur” sosial,    warga-warga negara yang mempunyai tujuan mengubah secara radikal wajah masyarakat masa kini.
c.       Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.(http://rainbowcak.blogspot.com/2013/01/makalah-filsafat-pendidikan-aliran_804.htmldiakses pada tanggal 28 april 2013)




BAB III
PENUTUP
1.      Simpulan
Perennialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh.Perenialisme berasal dari kata perennial yang berarti abadi, kekal, atau selalu.Perennialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif.Perenialisme menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru.
Dalam bidang pendidikan perennialisme sangat dipengaruhi oleh tokoh-tokohnya, seperti Plato, Aristoteles dan Thomas Aquinas. Menurut Plato, manusia secara kodrat memiliki tiga potensi yaitu nafsu, kemauan dan pikiran, Pendidikan hendaknya berorientasi pada potensi itu dan kepada masyarakat, agar supaya kebutuhan yang ada pada setiap lapisan masyarakat bisa terpenuhi.
Rekonstruksionisme berasal dari bahasa inggris Reconstruct yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan, aliran rekonstruksionisme merupakan suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dengan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.
Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930 yang ingin membangun masyarakat baru serta masyarakat yang pantas dan adil.
2 .     Saran
Setelah mempelajari aliran perennialisme dan aliran rekonstruksionisme, maka sebagai calon guru seharusnya mampu memahami dan kelak mampu menerapkannya. Seorang guru harus mampu menyadarkan peserta didik terhadap masalah-masalah yang dihadapi, seorang guru harus membantu peserta didik mengidentifikasi masalah-masalah untuk dipecahkan. Guru juga harus mampu mendorong peserta didik untuk dapat berpikir tentang alternatif-alternatif dalam memecahkan masalah di kehidupan modern ini.


DAFTAR PUSTAKA
Jalaludin, 2011,Filsafat Pendidikan,Jakarta: PT Raja Grafindo Graha
Sadulloh, Uyoh, 2012, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung:  Alfabeta.
http://pelatihanguru.net/tag/aliran-perennialisme diakses  pada tanggal 28 april 2013


















Aliran Perennialisme dan Rekonstruksionisme
                                 
A. Aliran Perennialisme
     1. Tokoh – tokoh aliran perennialisme
·         Plato (427 – 347 SM)
·         Aristoteles (384 – 322 SM)
·         St.Thomas Aquinas
2.      Pandangan ontologi perennialisme
3.      Pandangan epistemologi perennialisme
4.      Pandangan aksiologi perennialisme
5.      Pola dasar pendidikan perennialisme
6.      Pandangan perennialisme mengenai belajar
7.      Pandangan perennialisme mengenai kurikulum
8.      Pandangan perennialisme mengenai tujuan pendidikan

B. Aliran Rekonstruksionisme
1.      Latar belakang aliran Rekonstruksionisme
2.      Pengertian aliran rekonstruksionisme
3.      Tokoh – tokoh aliran rekonstruksionisme
4.      Pandangan ontologi rekonstruksionisme
5.      Pandangan epistemologi rekonstruksionisme
6.      Pandangan aksiologi rekonstruksionisme
7.      Pandangan rekonstruksionisme penerapnya dibidang pendidikan
8.      Teori pendidikan rekonstruksionisme
a.       Kurikulum
·         Pelajar
·         Pengajar
b.      Tujuan pendidikan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar