BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Filsafat
sebagai hasil pemikiran dalam ahli filsafat atau para filosof sepanjang kurun
waktu dengan obyek permasalahan hidup di dunia, telah melahirkan berbagai macam
pandangan. Pandangan-pandangan para filosof itu, aada kalanya satu dengan yang
lain hanya bersifat saling kuat menguatkan, tetapi tidak jarang pula yang
berbeda atau berlawanan. Hal ini antara lain disebabkan terutama oleh
pendekatan yang dipakai oleh mereka berbeda, walaupun untuk obyek permasalahan-permasalahan
yang sama. Karena perbedaan dalam sistem pendekatan itu, maka
kesimpulan-kesimpulan yang dihasilkan menjadi berbeda pula, bahkan tidak
sedikit yang saling berlawan. Selain itu faktor zaman dan pandangan hidup yang
melatar belakangi mereka, serta tempat dimana mereka bermukim juga ikut
mewarnai pemikiran mereka.
2.
Rumusan
Masalah
1. Jelaskan
Tentang Aliran Perennialisme
2. Jelaskan
Tentang Aliran Rekonstruksionisme
3.
Tujuan
1. Untuk
memahami Aliran Perennialisme
2. Untuk
memahami Aliran Rekonstruksionisme
BAB II
PEMBAHASAN
Filsafat sebagai hasil pemikiran para ahli filsafat telah
melahirkan berbagai macam pandangan/ide yang salah satunya ialah lahirnya
pandangan tentang filsafat pendidikan. Begitu pula halnya dengan filsafat
pendidikan bahwa dalam sejarahnya telah melahirkan berbagai pandangan atau
aliran.
Karena kesimpulan filsafat tidak pernah berhenti, maka
setiap keputusan atau kesimpulan yang diperoleh tidak pernah merupakan
kesimpulan final. Sebab itu, dunia percaturan filsafat (termasuk filsafat
pendidikan) seringkali hanya berkisar pada permasalahan-permasalahan yang sama,
baik sebagai suatu bentuk persetujuan ataupun penolakan terhadap kesimpulan
yang ada.
A.
Aliran
perennialisme
Perennialisme merupakan suatu aliran
dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh.Perenialisme berasal dari kata perennial
yang berarti abadi, kekal, atau selalu.Perennialisme
lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif.Perenialisme menentang
pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru.
Perenialisme memendang bahwa situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan,ketidakpastian,dan
ketidak teraturan,terutama dalam kehidupan moral,intelektual dan sosio-kultural
(Uyoh Sadulloh,2012:151)
Perennialisme bukan merupakan suatu
aliran baru dalam filsafat,dalam arti,perenialisme bukanlah merupakan suatu
bangunan pengetahuan yang menyusun filsafat baru,yang berbeda dengan filsafat
yang telah ada. Teori atau konsep pendidikan perenialisme dilatarbelakangi oleh
filsafat-filsafat plato sebagai bapak idealime klasik,filsafat Aristoteles
sebagai bapak realisme klasik dan filsafat Thomas Aquinas yang coba memadukan
antara filsafat Aristoteles dengan ajaran filsafat yang tumbuh pada abad
pertengahan (Uyoh Saduloh,2012:152)
Perennialisme memandang pendidikan
sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan sekarang .Perennialisme
memberikan sumbangan yang berpengaruh baik teori maupun praktik bagi kebudayaan
dan pendidikan zaman sekarang(Jalaludin,2011:106-107)
1.
Tokoh-tokoh
Aliran Perenialisme
Tokoh-tokoh aliran perenialisme ini
antara lain adalah Plato, Aristoteles dan St. Thomas Aquinas.
Plato(427-347
SM), berpandangan bahwa realitas yang
hakiki itu tetap tidak berubah. Realitas atau kenyataan-kenyataan itu telah ada
pada diri manusia sejak dari asalnya, yang berasal dari realitas yang hakiki.
Menurut Plato,”dunia idea”, bersumber dari ide mutlak yaitu Tuhan. Kebenaran, pengetahuan,
dan nilai sudah ada sebelum manusia lahir yang semuanya bersumber dari ide yang
mutlak tadi. Manusia tidak mengusahakan dalam arti menciptakan kebenaran, pengetahuan,
dan nilai moral,melainkan bagaimana manusia menemukan semuanya itu.(Uyoh
Saduloh,2012:152)
Menurut Plato, manusia secara
kodrati memiliki tiga potensi, yaitu nafsu, kemauan dan pikiran. Pendidikan
hendaknya berorientasi pada ketiga potensi tersebut dan kepada masyarakat, agar
supaya kebutuhan yang ada pada setiap lapisan masyarakat bisa terpenuhi.(http://celukz-blog.blogspot.com/2011/12/aliran-aliran-filsafat-pendidikan.html
di akses pada tanggal 28 april 2013)
Aristoteles
(384-322 SM), menurut aristoteles manusia adalah
makhluk materi dan rohani sekaligus. Sebagai materi, ia menyadari bahwa manusia
dalam hidupnya berada dalam kondisi alam materi dan sosial. Sebagai makhluk
rohani manusia sadar dia akan menuju pada proses yang lebih tinggi yang menuju
kepada ideal/manusia sempurna.(Uyoh Saduloh,2012:153)
St.
Thomas Aquinas, mengemukakan bahwa segala sesuatu
yang ada, adanya itu karena diciptakan oleh Tuhan,dan tergantung kepada-Nya. Ia
mempertahankan bahwa Tuhan, bebas dalam menciptakan dunia.(Uyoh
Saduloh,2012:154)
2.
Pandangan
Ontologi Perenialisme
Ontologi perennialisme terdiri dari
pengertian-pengertian seperti benda individual, esensi, aksiden dan subtansi.
Secara ontologis,perennialisme membedakan suatu realita dalam aspek-aspek perwujudannya(Jalaludin,2011:108-109)
3.
Pandangan
Epistemologi Perenialisme
Secara Epistemologi Perennialisme
segala sesuatu yang dapat diketahui dan merupakan kenyataan adalah apa yang
terlindung pada kepercayaan. Menurut perennialisme ilmu pengetahuan merupakan
filsafat yang tertinggi,karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat
berpikir secara induktif.Jadi dengan berpikir, maka kebenaran itu akan dapat
dihasilkan.(Jalaludin,2011:110-113)
Menurut
perenialisme filsafat yang tertinggi adalah ilmu metafisika. Sebab science
sebagai ilmu pengetahuan menggunakan metode induktif yang bersifat analisa
empiris kebenarannya terbatas, relatif atau kebenaran probability.(http://ipt-ekstensi.blogspot.com/2011/08/makalah-filsafat-perenialisme.html
di akses pada tanggal 28 april 2013)
4.
Pandangan
Aksiologi Perenialisme
Secara Aksiologi,Perennialisme
memandang masalah nilai berdasarkan asas-asas supranatural.Menurut pandangan
aksiologi masalah nilai merupakan hal yang utama dalam perennialisme,karena ia
berdasarkan asas-asas supranatural. (Jalaludin,2011:113-114)
5.
Pola
Dasar pendidikan Perennialisme
Pola dasar pendidikan perennialisme hanya dibatasi
pada prinsip-prinsip umum dari teori dan praktek pendidikan yang dilaksanakan
oleh penganut perennialisme.Bahkan harus diakui bahwa prinsip-prinsip
pelaksanaan pendidikan perennialisme tidak selalu secara mutlak konsisiten
dengan asas-asas filosofis yang menjadi dasar pandanganya.
(http://totosimandja.blogspot.com/2012/06/makalah-filsafat-pendidikan-tentang.html diakses pada tanggal 28
April 2013)
6.
Pandangan
Perennialisme mengenai Belajar
Teori
dasar dalam belajar menurut perennialisme adalah mental disiplin sebagai teori
dasar penganut perennialisme sependapat bahwa latihan dan pembinaan berfikir
(mental dicipline) adalah salah satu kewajiban dari belajar, atau keutamaan
dalam proses belajar (yang tertinggi). Karena itu teori dan program pendidikan
pada umumnya dipusatkan kepada pembinaan kemampuan.(http://ipt-ekstensi.blogspot.com/2011/08/makalah-filsafat-perenialisme.html di akses pada tanggal 28
april 2013)
7.
Pandangan
Perennialisme mengenai Kurikulum
Menurut
kaum Perennialis harus menekankan pertumbuhan intelektual siswa pada seni dan
sains.Untuk menjadi ‘terpelajar secara kultural’ ,para siswa harus berhadapan
dengan bidang-bidang ini(seni dan sains) yang merupakan karya terbaik dan
paling signifikan yang diciptakan oleh manusia.(Uyoh Sadulloh,2012:155)
Dua
dari pendukung filsafat perennalis adalah Robert Maynard Hutchins dan Mortimer
Adler.(Uyoh Sadullh,2012:155)
Kurikulum
perennialis Hutchins .(Uyoh Sadullh,2012:155) didasarkan pada tiga asumsi
mengenai pendidikan :
a.
Pendidikan harus mengangkat
pencarian kebenaran manusia yang berlangsung terus menerus.
b.
Karena kerja pikiran
adalah bersifat intelektual dan memfokuskan pada gagasan-gagasan ,pendidikan
juga harus memfokuskan pada gagasan-gagasan.
Kurikulum berpusat pada mata
pelajaran dan cenderung menitikberatkan pada sastra, matematika, bahasa dan
sejarah. (http://pelatihanguru.net/tag/aliran-perennialisme diakses pada tanggal 28 april 2013)
8.
Pandangan
Perennialisme Mengenai Tujuan Pendidikan
Teori atau
konsep pendidikan perenialaisme dilatarbelakangi oleh filsafat-filsafat plato
sebagai Bapak Idealisme Klasik, filsafat Aristoteles sebagai Bapak Realisme
Klasik, dan Filsafat Thomas Aquina yang mencoba memadukan antara filsafat
Aristoteles dengan dengan ajaran Gereja Katolik yang tumbuh pada zamannya.(http://ipt-ekstensi.blogspot.com/2011/08/makalah-filsafat-perenialisme.html di akses pada tanggal 28
april 2013)
Tujuan
dari pendidikan , menurut pemikiran perennialis adalah memastikan bahwa para
siswa memperoleh pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau gagasan-gagasan besar
yang tidak berubah.Filsafat perennialis menekankan kemampuan-kemampuan berfikir
rasional manusia.(Uyoh Sadulloh,2012:154-155)
Bagi
Aristoteles ,tujuan pendidikan adalah “kebahagiaan”.Zuhairini Arikunto
berpendapat bahwa tujuan tujuan pendidikan yang dikehendki oleh Thomas Aquinas
ialah sebagai usaha mewujudkan kapasitas yang ada dalam individu agar menjadi
aktualitas,aktif dan nyata.(Jalaludin,2011:115)
Karena
Manusia adalah animal rasionale ,
maka tujuan pendidikan adalah mengembangkan akal budi supaya anak didik dapat
hidup penuh kebijaksanaan demi kebaikan hidup itu sendiri.(Jalaludin.2011:115)
Tujuan
Pendidian
Diharapkan anak didik mampu mengenal
dan mengembangkan karya-karya yang menjadi landasan pengembangan disiplin
mental. Karya-karya ini merupakan buah pikiran besar pada masa lampau. Berbagai
buah pikiran mereka yang oleh zaman telah dicatat menonjol seperti bahasa,
sastra, sejarah, filsafat, politik, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam,
dan lain-lainnya, telah banyak memberikan sumbangan kepada perkembangan zaman
dulu. (http://pelatihanguru.net/tag/aliran-perennialisme diakses pada tanggal 28 april 2013)
Kesimpulanya,
Tujuan pendidikan yang hendak dicapai oleh para ahli adalah untuk mewujudkan
anak didik dapat hidup bahagia demi kebaikan hidupnya
sendiri.(Jalaludin,2011:115)
B.
Aliran
Rekonstruksionisme
1.
Latar
Belakang Aliran Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme di pelopori oleh George Count dan
Harold Rugg pada tahun 1930 yang ingin membangun masyarakat baru, masyrakat
yang pantas dan adil.Rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan
progresivme, gerakan ini lahir didasari atas suatu anggapan bahwa kaum
progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah
masyarakat yang ada pada saat sekarang ini.(http://rainbowcak.blogspot.com/2013/01/makalah-filsafat-pendidikan-aliran_804.htmldiakses pada tanggal 28
april 2013)
Selain
itu, mazhab ini juga berpandangan bahwa pendidikan hendaknya memelopori
melakukan pembaharuan kembali atau merekonstruksi kembali masyarakat agar
menjadi lebih baik.karena itu pendidikan harus mengembangkan ideology
kemasyarakatan yang demokratis.Dalam aliran rekonstruksionisme berusaha menciptakan
kurikulum baru dengan memperbaharui kurikulum lama.(http://rainbowcak.blogspot.com/2013/01/makalah-filsafat-pendidikan-aliran_804.htmldiakses pada tanggal 28
april 2013)
2.
Pengertian Aliran Rekonstruksionisme
Kata rekonstruksionisme berasal dari bahasa inggris Reconstruct
yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan, aliran
rekonstruksionisme merupakan suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan
lama dengan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. (http://rainbowcak.blogspot.com/2013/01/makalah-filsafat-pendidikan-aliran_804.html diakses pada tanggal 28
april 2013)
Aliran rekonstuksionisme bercita-cita uutuk mewujudkan dan
melaksanakan sinthesa atau perpaduan ajaran Kristen dan demokrasi modern dengan
teknologi modern dan seni modern didalam suatu kebudayaan yang dibina bersama
oleh seluruh kedaulatan bangsa-bangsa sedunia.(http://rainbowcak.blogspot.com/2013/01/makalah-filsafat-pendidikan-aliran_804.htmldiakses pada tanggal 28
april 2013)
3.
Tokoh-tokoh Aliran Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold
Rugg pada tahun 1930 ,ingin membangun masyarakat baru ,masyarakat yang pantas
dan adil.Ide gagasan mereka secara meluas dipengaruhi oleh progresif yang
dilandasi pemikiran Dewwey,meskipun mereka banyak terinspirasi pemikiran
Theodore Brameld,khususnya dengan beberapa karya filsafat pendidikanya mulai
dari “Pattern of EducationalPhilosophy”(1950),
A Reconstructional Philosophy of Education (1956), dan Education is Power (1965).(Uyoh Sadulloh,2012:167-168)
4.
Pandangan Ontologi
Rekonstruksionisme
Aliran Rekonstruksionisme memandang bahwa realita itu
bersifat universal.Realita itu ada dimana-mana dan sama disetiap
tempat.(Jalaludin,2011:117)
Pada Prinsipnya,aliran Rekonstruksionisme memandang alam
metafisika merujuk dualisme.Aliran ini berpendirian bahwa alam nyata ini
mengandung dua macam hakikat sebagai asal sumber,yakni hakikat materi dan
hakikat rohani.(Jalaludin,2011:118)
5.
Pandangan Epistimologi
Rekonstruksionisme
Kajian Epistimologi aliran ini lebih merujuk pada pendapat
aliran pragmatisme (progressive) dan perennialisme.Menurut aliran ini , untuk
memahami realita memerlukan suatu asas tahu.Maksudnya ,kita tidak mungkin
memahami realita tanpa melalui proses pengalaman dan hubungan dengan realita
terlebih dahulu melalui penemuan ilmu pengetahuan.(Jalaludin,2011:119)
6.
Pandangan Aksiologi
Rekonstruksionisme
Dalam proses interaksi sesama manusia ,diperlukan
nilai-nilai.Begitu juga dalam hubungan manusia dengan alam semesta,prosesnya
tidak mungkin dilakukan dengan sikap netral.Dalam hal ini, manusia sadar
ataupun tidak sadar telah melakukan proses penilaian , yang merupakan
kecendrungan manusia.(Jalaludin,2011:120)
7.
Pandangan rekonstruskionisme dan
penerapannya dibidang pendidikan
aliran ini memiliki persepsi bahwa
masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur, diperintah oleh
rakyat secara demokratis dan bukan dunia yang dikuasai oleh golongan tertentu.
Sila-sila demokrasi yang sungguh bukan hanya
teori tetapi mesti menjadi kenyataan, sehingga dapat diwujudkan suatu dunia
dengan potensi-potensi teknologi, mampu meningkatkan kualitas kesehatan,
kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna
kulit, keturunan, nasionalisme, agama (kepercayaan) dan masyarakat. (http://rainbowcak.blogspot.com/2013/01/makalah-filsafat-pendidikan-aliran_804.html diakses pada tanggal 28
april 2013)
8.
Teori Pendidikan Rekonstruksionisme
a. Kurikulum
Kurikulum berisi mata-mata pelajaran
yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat masa depan.Kurikulum
banyak berisi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi umat
manusi, yang termasuk di dalamnya masalah-masalah pribadi para peserta didik
sendiri; dan program-program perbaikan yang ditentukan secara ilmiah untuk aksi
kolektif.
Struktur organisasi kurikulum
terbentuk dari cabang-cabang ilmu sosial dan proses-proses penyelidikan ilmiah
sebagai metode pemecahan masalah.
Pelajar
Siswa adalah generasi muda yang sedang tumbuh menjadi
manusia pembangun masyarakat masa depan, dan perlu berlatih keras untuk menjadi
insinyur-insinyur sosial yang diperlukan untuk membangun masyarakat masa depan.
Pengajar
Guru harus membuat para peserta didik menyadari
masalah-masalah yang dihadapi umat manusia, mambatu mereka merasa mengenali
masalah-masalah tersebut sehingga mereka merasa terikat untuk memecahkannya.
Guru harus terampil dalam membantu
peserta didik menghadapi kontroversi dan perubahan. Guru harus menumbuhkan
berpikir berbeda-beda sebaga suatu cara untuk menciptakan alternatif-alternatif
pemecahan masalah yang menjanjikan keberhasilannya(http://rainbowcak.blogspot.com/2013/01/makalah-filsafat-pendidikan-aliran_804.htmldiakses pada tanggal 28
april 2013)
.
b. Tujuan Pendidikan
a.
Sekolah-sekolah rekonstruksionis
berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan perubahan sosial,
ekonomi dan politik dalam masyarakat.
b.
Tugas sekolah-sekolah
rekonstruksionis adalah mengembangkan ”insinyur-insinyur” sosial, warga-warga negara yang mempunyai tujuan
mengubah secara radikal wajah masyarakat masa kini.
c.
Tujuan pendidikan rekonstruksionis
adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial,
ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan
mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk
mengatasi masalah tersebut.(http://rainbowcak.blogspot.com/2013/01/makalah-filsafat-pendidikan-aliran_804.htmldiakses pada tanggal 28
april 2013)
BAB III
PENUTUP
1.
Simpulan
Perennialisme
merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh.Perenialisme berasal dari kata perennial
yang berarti abadi, kekal, atau selalu.Perennialisme
lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif.Perenialisme menentang
pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru.
Dalam
bidang pendidikan perennialisme sangat dipengaruhi oleh tokoh-tokohnya, seperti
Plato, Aristoteles dan Thomas Aquinas. Menurut Plato, manusia secara kodrat
memiliki tiga potensi yaitu nafsu, kemauan dan pikiran, Pendidikan hendaknya
berorientasi pada potensi itu dan kepada masyarakat, agar supaya kebutuhan yang
ada pada setiap lapisan masyarakat bisa terpenuhi.
Rekonstruksionisme
berasal dari bahasa inggris Reconstruct yang berarti menyusun kembali.
Dalam konteks filsafat pendidikan, aliran rekonstruksionisme merupakan suatu
aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dengan membangun tata susunan
hidup kebudayaan yang bercorak modern.
Rekonstruksionisme dipelopori oleh
George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930 yang ingin membangun masyarakat
baru serta masyarakat yang pantas dan adil.
2 . Saran
Setelah
mempelajari aliran perennialisme dan aliran rekonstruksionisme, maka sebagai
calon guru seharusnya mampu memahami dan kelak mampu menerapkannya. Seorang
guru harus mampu menyadarkan peserta didik terhadap masalah-masalah yang dihadapi,
seorang guru harus membantu peserta didik mengidentifikasi masalah-masalah
untuk dipecahkan. Guru juga harus mampu mendorong peserta didik untuk dapat
berpikir tentang alternatif-alternatif dalam memecahkan masalah di kehidupan
modern ini.
DAFTAR PUSTAKA
Jalaludin, 2011,Filsafat Pendidikan,Jakarta:
PT Raja Grafindo Graha
Sadulloh, Uyoh, 2012, Pengantar Filsafat Pendidikan,
Bandung: Alfabeta.
http://rainbowcak.blogspot.com/2013/01/makalah-filsafat-pendidikan-aliran_804.htmldiakses pada tanggal 28
april 2013
http://celukz-blog.blogspot.com/2011/12/aliran-aliran-filsafat-pendidikan.html di akses pada tanggal 28
april 2013
http://ipt-ekstensi.blogspot.com/2011/08/makalah-filsafat-perenialisme.html di akses pada tanggal 28
april 2013
http://totosimandja.blogspot.com/2012/06/makalah-filsafat-pendidikan-tentang.html diakses pada tanggal 28
April 2013
http://pelatihanguru.net/tag/aliran-perennialisme diakses pada tanggal 28 april 2013
Aliran
Perennialisme dan Rekonstruksionisme
A. Aliran
Perennialisme
1. Tokoh – tokoh
aliran perennialisme
·
Plato (427 – 347 SM)
·
Aristoteles (384 – 322 SM)
·
St.Thomas Aquinas
2.
Pandangan ontologi perennialisme
3.
Pandangan epistemologi perennialisme
4.
Pandangan aksiologi perennialisme
5.
Pola dasar pendidikan perennialisme
6.
Pandangan perennialisme mengenai belajar
7.
Pandangan perennialisme mengenai kurikulum
8.
Pandangan perennialisme mengenai tujuan pendidikan
B. Aliran
Rekonstruksionisme
1. Latar belakang aliran
Rekonstruksionisme
2. Pengertian aliran rekonstruksionisme
3. Tokoh – tokoh aliran
rekonstruksionisme
4. Pandangan ontologi
rekonstruksionisme
5. Pandangan epistemologi
rekonstruksionisme
6. Pandangan aksiologi
rekonstruksionisme
7. Pandangan rekonstruksionisme
penerapnya dibidang pendidikan
8. Teori pendidikan rekonstruksionisme
a. Kurikulum
·
Pelajar
·
Pengajar
b. Tujuan pendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar